Search Engine

Loading

Thursday, January 22, 2015

Jadilah konsumen yang cerdas dengan membaca label pada kemasan pangan

Selama ini makanan yang kita makan bukan hanya di meja makan tapi juga makanan kaleng,makanan kemasan dan jenis makanan lainnya. Apakah kandungannya bagus untuk kita atau tidak. Selama enak ya kita makan. Padahal bisa menjadi bumerang bagi tubuh kita. Padahal kita tidak tau berapa konsumsi lemak, gula dan garam.Masalahnya ke-3 bahan makanan ini bisa berbentuk apapun dan terkadang penyebutan namanya berbeda, padahal maksudnya sama. Misalnya gula dengan glukosa. Teliti membawa kebaikan, hal ini justru sangat jarang kita lakukan. Mengabaikan informasi gizi pada bahan pangan bisa mendatangkan banyak penyakit. Biasakan teliti membaca informasi gizi pada makanan seblum anda mengkonsumsi makanan. Rajin membaca label gizimembuat hidup lebih sehat, mengapa? Membaca label nutrisi pada bahan pangan akan mencegah kita mengkonsumsi gula dan lemak secara berlebihan, sehingga terhindar dari berbagai penyakit seperti obesitas, jantung dan hipertensi. Informasi gizi sangat diperlukan tercetak pada label makanan kemasan. Informasi ini sangat diperlukan sebelum mengkonsumsi isi kemasannya. Akan tetapi kita masih banyak yang mengabaikannya. Menurut Head and Nutrition Center, masyarakat indonesia lebih tertarik dan terfokus pada label halal.
- 36,5 % indonesia lebih memperhatikan label halal
- 34,9 % hanya memperhatikan waktu kadaluarsa
- 20,6% hanya memperhatikan nama produk
- hanya 7,9 % memperhatikan masalah komposisi makanan Label informasi gizi adalah bagian dari pelabelan pangan diatur pemerintah melalui permenkes no 30 Tahun 2013 yang mewajibkan informasi kandungan gula, garam dan lemak yang diperdagangkan. Nutrisi yang wajib untuk dicantumkan dalam kemasan meeliputi
: - Energi total
 - Lemak total
- Protein
- Karbohdirat
- Natrium
 Label informasi inipunya peranan penting dalam hal keamanan pangan karenan mempnya informmasi seperti Karbohidrat, Lemak dan Protein pertakaran saji dari persentase dari AKG yang dianjurkan. Dengan mengetahui takaran saji, anda bisa tau yang anda konsumsi, dengan ini anda bisa memilih produk pangan tertentu yang sesuai dengan kesehatan anda. Label makanan berupa Informasi Nilai Gizi biasanya terdapat di bagian samping atau bagian belakang kemasan.
Kalau kamu: Ingin kontrol asupan kalori Cek di bagian Takaran Saji, dan Energi Total (Calories). Batas konsumsi kalori per hari sekitar 1800-2500 kalori, dan bisa bervariasi tergantung umur, berat badan, dan aktivitas. Untuk makanan yang mencantumkan energi dalam bentuk kilojoule (kJ), cukup kalikan nilai kilojoule tersebut dengan 4.2 (1 Joule = 4.2 Kalori).
Smart Tips: Untuk snack, kamu bisa konsumsi makanan yang per saji tidak lebih dari 100 kalori. Ingin kontrol lemak Cek di bagian Takaran Saji, Energi dari Lemak, dan nilai Lemak Total. Makanan atau minuman yang rendah lemak (kurang dari 2,5 gram lemak per saji) bisa jadi pilihan tepat. Pilih juga makanan yang rendah lemak jenuh karena lemak jenuh bisa menaikkan risiko stroke dan penyakit jantung. Makin rendah lemak jenuh, makin baik. Setuju? Smart Tips: Rendah lemak belum tentu rendah kalori. Perhatikan juga total kalori dan total gulanya untuk cegah kelebihan kalori yang bisa diubah jadi lemak. Setuju? Ingin kontrol gula Tidak hanya kadar lemak, jumlah gula dalam makanan juga perlu kita kontrol. Menurut Kemenkes RI, konsumsi gula yang ditambahkan dalam sehari sebaiknya tidak melebihi 25 gram atau setara 3-4 sendok makan. Tidak menemukan kata gula? Bisa jadi karena ditulis dengan nama lainnya, yaitu sukrosa. Smart Tips: Pilih produk yang secara alami rendah gula, atau yang memiliki label ini: No added sugar (tanpa tambahan gula): makanan tersebut tidak ditambahkan gula tetapi masih mengandung gula secara alami. Contoh: jus buah, susu Sugar free: Mengandung lebih sedikit dari 0,5 gram gula per saji. Contoh: permen sugar free Ingin kontrol garam Garam memang tidak ditulis sebagai garam dalam label makanan. Karena itu, kita harus pintar-pintar membaca. Keep in mind, sodium atau natrium adalah nama lain dari garam. Selain bisa sebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi, konsumsi garam berlebih juga bisa membuat tubuh terlihat “membulat” karena mengikat air. Salt Smart: batas konsumsi garam (dalam bentuk sodium atau natrium) yaitu 2300 mg per hari (setara 1 sendok teh). Untuk penderita hipertensi, disarankan batasi konsumsi sodium maksimal 1500 mg per hari (sekitar ½ sendok teh). Smart Tips: Rendah natrium (low sodium): Tiap sajian produk mengandung 140 mg natrium atau kurang. Garam lebih sedikit (reduced, less sodium): Produk ini mengandung sedikitnya 25% natrium lebih sedikit daripada versi biasa. Tanpa tambahan garam (unsalted, no salt added): Tidak ada garam yang ditambahkan selama pengolahan produk tersebut. Akan tetapi, makanan dengan label ini kemungkinan masih tinggi garam. Ingin terus aktif Penuhi kebutuhan vitamin dan mineral. Makanan yang kaya vitamin dan mineral ampuh buat kita terus aktif sepanjang hari. Selain dari buah dan sayur, kamu bisa dapatkan vitamin dan mineral dari produk makanan seperti susu atau jus buah. Smart Tips: Pilih makanan atau minuman yang tinggi vitamin dan mineral, yaitu yang kadar %AKGnya lebih dari 20%. Nilai %AKG atau Angka Kecukupan Gizi menunjukkan seberapa banyak produk makanan memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Contoh: kalau susu yang kamu minum punya kalsium 50% AKG (lebih dari 20%), berarti susu tersebut tinggi kalsium dan kandungan kalsiumnya bisa mencukupi 50% kebutuhan kalsium harian kita. Penting: Perhatikan Takaran Saji Memperhatikan Takaran Saji sangatlah penting. Makanan yang memiliki nilai total 500 kkal tetapi pada bagian Takaran Saji (atau Serving Size) untuk 5 saji, berarti produk tersebut dapat dimakan 5 kali dengan jumlah kalori tiap kali makan adalah 100 kalori. Hal ini tentunya akan berbeda seandainya jumlah total kalori 500kkal tetapi untuk 2 kali serving. Biasanya hal ini perlu diperhatikan untuk makanan seperti biskuit, chips, jus dalam kemasan besar, permen, dan sebagainya. Be careful, eat smart. Yuk memilih dengan bijak dan cerdas, untuk hidup lebih sehat  References: 1. Journal of the American Dietetic Association 99 (1): 45–53 (1999). 2. Journal of the American Dietetic Association 110 (7): 1094–1097 (2010). Tags: Diabetes, gizi, hidup sehat, informasi nilai gizi, label makanan, mengontrol makanan, panduan baca label makanan, panduan diet

No comments:

Post a Comment